Senin, 07 Maret 2016

Seloprojo, Tuan Rumah Air Terjun Ngesong dan Air Terjun Seloprojo

Seloprojo, Tuan Rumah Air Terjun Ngesong dan Air Terjun Seloprojo
Seloprojo, sebuah desa yang terletak di lereng gunung atau bukit Telomoyo. Sebuah desa yang menyimpan keindahan luar biasa, yang menyembunyikan kesegaran dua air terjun yang sungguh menggiurkan. 
Perjalanan kali ini, aku dan partner ku berhasil menemukan dua air terjun sekaligus di satu area yang hampir berdekatan. Air Terjun Ngesong dan Air Terjun Sumuran. Begitu namanya.
Terletak di desa Seloprojo, kecamatan  Ngablak, kabupaten magelang. Cukup jauh dari pusat kota magelang maupun salatiga. Hal ini tidak membuat wisata alam ini sepi akan pengunjung lhoo ya. Rute jalan menuju desa ini pun cukup mudah. Jika dari magelang, kalian cukup mencari pasar Ngablak kemudian belok kiri. petunjuk jalan nya sudah lumayan jelas. Kalau belum jelas, masyarakat sekitar yang akan kalian temui ketika perjalanan menuju kesana cukup ramah untuk menjawab pertanyaan kalian. Setelah belok kiri, kalian cukup mengikuti jalan saja sampai nanti bertemu pertigaan yang ada warung kecil dan tambal ban. Kemudian belok ke kiri sampai menemui perempatan yang berdekatan dengan SD di sebelah kanan jalan. Dari sana, papan petunjuk jalan menuju desa Seloprojo sudah terlihat, tinggal mengikutinya saja. Kemudian kalian akan melewati jalan pedesaan berkelok kelok dan menanjak dengan pemandangan gunung andong dan gunung Telomoyo yang sangat jelas. Untuk yang dari salatiga, setelah sampai di mini pom bensin kalian belok ke kanan dan cukup lurus mengikuti jalan hingga sampai di perempatan menuju desa seloprojo yang sudah di jelaskan di atas. Tidak lama kalian akan menjumpai loket air terjun ini. Untuk mencapai loket ini, Akses jalannya sempit. Hanya dapat dilewati satu sampai dua kendaraan roda dua. Untuk mobil, kurang tau ya. Mungkin parkirnya sebelum loket dan harus berjalan menuju loket.
Retribusi tempat wisata ini terbilang cukup. Tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal. Dua orang plus parkir satu motor, hanya di patok tiket Rp. 10.000 rupiah lhoo. Murah kan?
Dari loket ini, kita masih harus berjalan sekitar 200 m. Namun jangan khawatir, sebagian besar jalannya sudah di plester kok. Jadi kemungkinan beceknya akan minimal. Di tengah-tengah perjalanan, kalian akan menemukan pertigaan yang ada petunjuk jalannya. Ke kanan ke Air Terjun Sumuran dan ke Kiri Air Terjun Ngesong. Jika kalian menginginkan untuk mengunjungi kedua nya, aku sarankan untuk mengunjungi Air Terjun Ngesong dulu.
Air Terjun Ngesong ini tidak sebagus Air Terjun Sumuran. Namun, tetap saja masing- masing air terjun ini memiliki nilai plus tersendiri. Kalian lah yang akan menilai nya sendiri. Jalan menuju air terjun Ngesong ini cukup indah bagi yang hobi berjalan kaki. Jalannya seperti mendaki gunung menyeberangi lembah begitu. Cukup aman untuk yang tidak biasa jalan kaki, seperti saya. Sesampainya disana kalian akan menjumpai air terjun yang sangat jernih airnya, sejuk udaranya, sunyi tempatnya,. Ah, susah di ungkapkan. Setelah puas di air Terjun Ngesong ini, yuk kita kembali menuju persimpangan jalan tadi untuk berburu air terjun yang lebih indah.
Air Terjun Sumuran. Sebelum sampai di air terjun, terdapat empat ayunan yang bisa kalian gunakan sejenak untuk melepas lelah setelah berburu air terjun Ngesong. Tidak perlu berjalan jauh lagi, gemericik air telah terdengar. Setelah menuruni beberapa anak tangga dan menyeberangi jembatan yang Cuma 5 meter, sampailah kita ke Air Terjun Sumuran. Yeeey. Lelah, letih, terbayar saat air Terjun Sumuran di depan mata. Di area air terjun, terdapat warung yang menjual makanan dan minuman ringan, ada juga Gazebo.
Air terjun sumuran ini cukup tinggi, namun tidak tahu berapa tinggi pastinya. Aliran air terjun ini, langsung jatuh ke kolam yang berada tepat di bawahnya. Terdapat dua kolam yang berundak. Di bibir kolam, terdapat patung kepala burung yang di mulutnya merupakan saluran air yang mengalirkan air dari kolam satu, ke kolam yang lebih rendah. Namun sangat di sayangkan, air pada kolam ini sedikit keruh dan kotor. Di atas sungai tempat air mengalir, terdapat jembatan kecil melengkung. Cukup indah jika dijadikan spot foto. Setelah selesai menikmati air terjun, saatnya pulang ke parkiran motor. Saat pulang ini, kalian bisa mengamati kebun-kebun warga yang sangat lebat buah dan sayurnya yang mungkin kalian lewatkan saat berangkat karena terfokus pada air terjun. Banyak spot foto menarik lhoo disini. Mulai dari latar belakang dengan tanaman cabai, gunung andong yang gagah, genting-genting rumah warga, sampai lukisan sawah yang berpetak-petak.
Yuk jalan-jalan bersama orang terkasih. Luangkan sedikit waktu dan uangmu untuk menciptakan kebahagiaan. Jangan nyampah yes..
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.
Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.



Persimpangan antara air terjun Ngesong dan Sumuran

Air Terjun Ngesong

Air Terjun Sumuran

Rabu, 02 Maret 2016

LYRIK BIDAN SIAGA


Ditempat kulahir
Di negri Indonesia
Bertugas mengabdi
Kepada masyarakat
Dengan hati yang tulus
Membantu masyarakat
Untuk mewujudkan Indonesia sehat
Bangkitkan semangatmu
Bulatkanlah tekadmu
Berikan pelayanan
Yang berkualitas sehat
Jadi bidan siaga
Siap antar dan jaga
Untuk mewujudkan Indonesia sehat

JEMBATAN BIRU : BERJALAN DI ATAS RAWA PENING


            "Jembatan Biru", sebuah nama yang tidak asing di telinga masyarakat - khususnya remaja - sekitar tuntang, salatiga, ambarawa, dan sekitarnya.
            Jembatan ini terletak di Tuntang, Kab. Semarang, Jawa tengah. dekat dengan rawa pening dan Sungai Tuntang. Kalau yang biasa mondar mandir salatiga-semarang, pasti tidak asing dengan yang namanya Jembatan Tuntang. Nah.. Sungai Tuntang ini berada tepat di bawah Jembatan tuntang yang bermuara di Rawa Pening.
            Pertama, kenapa dinamakan Jembatan Biru? jawabannya karena warnanya "biru" - iya memang warna jembatan ini berwarna biru, kenapa harus biru? mungkin tukang cat nya enggak suka warna pink, mungkin cat nya yang ada cuma warna biru. hehe.. kalau filosofi yang sesungguhnya mimin kurang tahu. Eh tapi warna jembatan ini tidak biru semua, cuma tepi nya yang biru. Kalau bawahnya perpaduan antara keramik motif dan plester. jembatannya ada tiga buah yang tidak saling berhubung. loh? kok bisa? Namun baru-baru ini dibangun dua jembatan melengkung yang berwarna biru semua untuk menghubungkan jembatan yang tidak saling terhubung. Benar-benar berwarna biru semua.
Rute menuju tempat ini tidaklah sulit. Untuk teman-teman dari Salatiga, silahkan menuju jembatan tuntang, kemudian maju sedikit kurang lebih 50 m akan bertemu pertigaan, Nah dari sini belok ke kiri. Menuju desa Sumurup. Selama perjalanan ini, kalian akan di suguhi pemandangan Sungai Tuntang di sebelah kiri yang kadang banyak pemancing yang sedang menunggu umpannya dimakan ikan, Rel kereta api yang jarang dilintasi kereta api, dan terlihat pula enceng gondok Rawa Pening. Setelah mengikuti jalan kurang lebih 5 menit menggunakan kendaraan bermotor, teman-teman akan banyak menemui petunjuk jalan menuju tempat parkir Jembatan Biru yang letaknya di kiri jalan.
Sesampainya tempat parkir, pengunjung hanya dikenakan biaya parkir dua ribu rupiah untuk sepeda motor dan untuk mobil belum tahu. Hehe. Tidak perlu berjalan jauh kita sudah sampai di Jembatan Biru. Hanya saja kita harus menyeberangi rel. Sesampainya di jembatan, pengunjung bisa langsung jalan-jalan dan berfoto sepuasnya di atas jembatan biru. Namun, pengunjung tidak diperkenankan turun di area perahu untuk berfoto.
Di ujung jembatan, kalian hanya akan menemui warung kecil yang menjual berbagai macam makanan ringan dan berat. Hanya itu saja yang kita jumpai di ujung jembatan. Bukan berarti mengecewakan lhoo ya, pemandangan yang kalian dapatkan luar biasa jika cuaca bagus, saat tidak mendung. Oh iya, disini kita juga dapat berkeliling rawa pening menggunakan perahu motor dengan hanya membayar lima ribu rupiah per orang. Murah kan? Kita juga bisa foto dengan latar belakang rel kereta api. Kalau beruntung, kita juga bisa menyaksikan kereta uap tua yang sedang melaju lhoo.
Indah bukan? Yuk jalan-jalan dan cari spot menarik untuk berfoto ria.

 ini jembatan birunya
 bermain air di atas perahu
jembatan biru yang tidak seluruhnya biru
         

LYRIK HYMNE IBI


Setiap waktu ku berjuang
 
Untuk kemanusiaaan

Itulah semua tugasku

Yang tak mengenal waktu

Berat terasa ringan

Tugas seorang bidan

Ku tak ingin tanda jasa

Semua hanya ikhlas adanya

Ikatan bidan Indonesia

Berasas pancasila

Seluruh jiwa dan ragaku

Demi bahagia seluruh bangsaku