Rabu, 11 Januari 2017

Watu Kodok, Pantai Cantik Ramah untuk Camping

Watu Kodok, Pantai Cantik Ramah untuk Camping
Jadi ceritanya aku ingin liburan disela kesibukan. Mumpung tahun baru libur lumayan panjang,  kurencanakan untuk Camp di pantai Pacitan, Jatim. H-2 tahun baru, aku baru cari tenda kesana kemari, tapi sudah terlambat. Pencarianku mencari tenda kesana kemari tidak membuahkan hasil. “Maaf mbak, sudah di booking semua”, “Wah, mbak datangnya telat. Coba tahun depan.” Iya kali tahun depan?? Yasudah rencana Camping Ceria di pantai musnah.
Hingga pada siang tanggal 1 januari, aku sekali lagi mencoba “mencari” tenda. Dan. Taraaa, dapat tenda dan perlengkapannya. Ya sudah, mimpi yang terkubur muncul lagi. Tak perlu berfikir lama, aku langsung mempersiapkan segalanya. Tapi, aku mulai ragu jika harus ke Pacitan, mengingat letaknya yang lumayan jauh dari tempat tinggal dan belum tahu jalan dan medan jalannya. Akhirnya kami memilih di Gunung Kidul saja, entah akan ke pantai mana nantinya. Kemudian pukul 13.00 aku berangkat dari Salatiga menuju Surakarta untuk mengambil beberapa barang disana, kemudian melesat ke Klaten, tentu ada maksudnya juga. Dari klaten sekitar pukul 16.00, berharap sampai pantai sebelum gelap. Tapi, kita Cuma bisa merencanakan saja ya. Ternyata cukup jauh jaraknya. Oh iya, saat itu aku lewat klaten-bayat-lalu mana lagi entah, gampang kok jalannya. Petunjuk jalan yang tersedia sudah sangat membantu, tinggal ikuti saja arahnya.
Sempat berdebat akan ke pantai mana, perdebatan di akhiri untuk memilih antara pantai baron, kukup, sepanjang, drini, indrayanti, sundak karena letaknya yang lumayan dekat dan berdampingan. Hari sudah petang tapi belum sampai tujuan juga, diputuskan untuk istirahat dan makan malam di tepi jalan sekaligus melepas lelah. Saat makan, sempat tanya ke pemilik warungnya tentang pantai yang bagus buat Camping, jawaban pertama beliau adalah “Pantai Sepanjang”, iya bagus kok. Soalnya dulu pernah juga camping disana dan jatuh cinta sama sunrise dan bintang lautnya. Okay, lumayan udah ada pandangan perjalanan kali ini akan ke sepanjang.
Arus balik saat itu cukup ramai, mengingat minggu ini libur panjang dan minggu liburan. Sesampainya di depan pintu masuk Sepanjang, tidak langsung masuk melainkan menepi dahulu untuk memantapkan pilihan benar-benar akan ke pantai ini. Babak baru pun dimulai, persis didepan/samping ada orang ketabrak motor atau motor nabrak orang. Ya kita nolong dulu yang kita bisa. Lumayan lama, sekitar sejaman disitu. Lalu tak sengaja, ada warga yang saat itu juga ikut “menonton”, lalu tanya-tanya sama warga lokal tersebut. Dan ia mengatakan “Pantai Watu Kodok”. Hmmm cukup menarik dari namanya, dan yang lebih beruntung lagi, ia bersedia mengantarkan hingga tujuan. Pantai ini bersebelahan dengan sepanjang. Persis, bersebelahan ya..
Okay, sampai di pantai langsung cek lokasi, dimana sekiranya bisa mendirikan tenda dengan aman. Pengen dekat dengan pantai, tapi tingginya air laut cukup membuat kita ciut nyali. Sekitar pukul 21.00, tenda berhasil berdiri di lokasi yang cukup tinggi dan jauh dari air laut, namun masih bisa menikmati pantai malam itu. Oh iya, di tengah perjalanan dalam pendirian tenda, ketemu “teman” camping berasal dari temanggung ingin bersisihan mendirikan tenda. Dengan senang hati, Alhamdulillah tambah sodara, tambah temen camping.
Tenda sudah berdiri, saatnya menikmati malam dengan iringan deburan ombak yang kian beradu ditambah bekal yang dibawa menambah kenikmatan. (Selamat menikmati-pada bagian ini sungguh susah tergambarkan)
Cukup larut, ada baiknya bergegas tidur untuk menikmati sunrise keesokan harinya. Namun apa yang terjadi, belum sempat memejamkan mata, angin kencang datang disusul air jatuh dari langit. Setelah memastikan tenda aman, mencoba memaksakan untuk tidur. Dan berhasil tidur hingga pagi. Namun apa yang terjadi lagi, kejadian semalam terulang kembali. Angin bersama air menyerang hingga akhirnya kuputuskan untuk hujan-hujan sekitar pukul 07.00 pagi tanggal 2 februari.
Tak lama setelah itu, hujan berhenti. Yeey bisa menikmati pagi ini, walaupun sedikit kecewa karena melewatkan sunrise pagi ini.
Melihat bukit/tebing/karang (atau apalah) berdiri tidak terlalu tinggi di sebelah kiri tenda, salah satu teman yang “katanya” traveler, tertarik untuk mendaki di pantai. Okay, ikut.. jalan yang dilalui tidak susah, malah terbilang mudah. Awalnya pasir, kemudian tanah berlumpur, kemudian bebatuan yang cukup tajam.
Sesampainya di atas.. wawww. Indah sekali, nggak nyesel deh ikut kesini. Puas-puasin foto dulu sebelum kembali ke bawah. Di sisi kanan terlihat pantai Watu Kodok yang bersih dari sampah dan pengunjung. Indah banget pokoknya. Kalian harus coba. Suka banget. Disebelah kiri kita, nampak pantai juga. Entah itu pantai apa, tidak kalah bersihnya dengan pantai di bagian kanan, hanya bedanya di pantai ini banyak perahu, mungkin untuk mencari ikan ya.
diatas bukit yang kita daki. pemandangan luar biasa


ini foto tak kira cuma ada di internet aja.. wkwk
Setelah puas, kita turuni bagian cukup tinggi ini. Kemudian kita berlari-lari mengejar kepiting. Bermain air, berpacu dengan ombak, hingga akhirnya hujan turun cukup deras. Yasudah, kita akhiri ini. Bergegas mandi kemudian merubuhkan tenda kita.
Bersih kan pantainya?
Sekitar pukul 11.00 aku mulai meninggalkan pantai yang elok ini menuju kota kelahiranku, Salatiga.
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.
Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.