Watu Kodok, Pantai Cantik Ramah untuk Camping
Jadi ceritanya
aku ingin liburan disela kesibukan. Mumpung tahun baru libur lumayan
panjang, kurencanakan untuk Camp di
pantai Pacitan, Jatim. H-2 tahun baru, aku baru cari tenda kesana kemari, tapi
sudah terlambat. Pencarianku mencari tenda kesana kemari tidak membuahkan
hasil. “Maaf mbak, sudah di booking semua”, “Wah, mbak datangnya telat. Coba tahun
depan.” Iya kali tahun depan?? Yasudah rencana Camping Ceria di pantai musnah.
Hingga pada
siang tanggal 1 januari, aku sekali lagi mencoba “mencari” tenda. Dan. Taraaa,
dapat tenda dan perlengkapannya. Ya sudah, mimpi yang terkubur muncul lagi. Tak
perlu berfikir lama, aku langsung mempersiapkan segalanya. Tapi, aku mulai ragu
jika harus ke Pacitan, mengingat letaknya yang lumayan jauh dari tempat tinggal
dan belum tahu jalan dan medan jalannya. Akhirnya kami memilih di Gunung Kidul
saja, entah akan ke pantai mana nantinya. Kemudian pukul 13.00 aku berangkat
dari Salatiga menuju Surakarta untuk mengambil beberapa barang disana, kemudian
melesat ke Klaten, tentu ada maksudnya juga. Dari klaten sekitar pukul 16.00,
berharap sampai pantai sebelum gelap. Tapi, kita Cuma bisa merencanakan saja
ya. Ternyata cukup jauh jaraknya. Oh iya, saat itu aku lewat klaten-bayat-lalu
mana lagi entah, gampang kok jalannya. Petunjuk jalan yang tersedia sudah
sangat membantu, tinggal ikuti saja arahnya.
Sempat berdebat
akan ke pantai mana, perdebatan di akhiri untuk memilih antara pantai baron,
kukup, sepanjang, drini, indrayanti, sundak karena letaknya yang lumayan dekat
dan berdampingan. Hari sudah petang tapi belum sampai tujuan juga, diputuskan
untuk istirahat dan makan malam di tepi jalan sekaligus melepas lelah. Saat makan,
sempat tanya ke pemilik warungnya tentang pantai yang bagus buat Camping,
jawaban pertama beliau adalah “Pantai Sepanjang”, iya bagus kok. Soalnya dulu
pernah juga camping disana dan jatuh cinta sama sunrise dan bintang lautnya. Okay,
lumayan udah ada pandangan perjalanan kali ini akan ke sepanjang.
Arus balik saat
itu cukup ramai, mengingat minggu ini libur panjang dan minggu liburan. Sesampainya
di depan pintu masuk Sepanjang, tidak langsung masuk melainkan menepi dahulu
untuk memantapkan pilihan benar-benar akan ke pantai ini. Babak baru pun
dimulai, persis didepan/samping ada orang ketabrak motor atau motor nabrak orang.
Ya kita nolong dulu yang kita bisa. Lumayan lama, sekitar sejaman disitu. Lalu tak
sengaja, ada warga yang saat itu juga ikut “menonton”, lalu tanya-tanya sama
warga lokal tersebut. Dan ia mengatakan “Pantai Watu Kodok”. Hmmm cukup menarik
dari namanya, dan yang lebih beruntung lagi, ia bersedia mengantarkan hingga
tujuan. Pantai ini bersebelahan dengan sepanjang. Persis, bersebelahan ya..
Okay, sampai di
pantai langsung cek lokasi, dimana sekiranya bisa mendirikan tenda dengan aman.
Pengen dekat dengan pantai, tapi tingginya air laut cukup membuat kita ciut
nyali. Sekitar pukul 21.00, tenda berhasil berdiri di lokasi yang cukup tinggi
dan jauh dari air laut, namun masih bisa menikmati pantai malam itu. Oh iya, di
tengah perjalanan dalam pendirian tenda, ketemu “teman” camping berasal dari
temanggung ingin bersisihan mendirikan tenda. Dengan senang hati, Alhamdulillah
tambah sodara, tambah temen camping.
Tenda sudah
berdiri, saatnya menikmati malam dengan iringan deburan ombak yang kian beradu
ditambah bekal yang dibawa menambah kenikmatan. (Selamat menikmati-pada bagian
ini sungguh susah tergambarkan)
Cukup larut,
ada baiknya bergegas tidur untuk menikmati sunrise keesokan harinya. Namun apa
yang terjadi, belum sempat memejamkan mata, angin kencang datang disusul air
jatuh dari langit. Setelah memastikan tenda aman, mencoba memaksakan untuk
tidur. Dan berhasil tidur hingga pagi. Namun apa yang terjadi lagi, kejadian
semalam terulang kembali. Angin bersama air menyerang hingga akhirnya
kuputuskan untuk hujan-hujan sekitar pukul 07.00 pagi tanggal 2 februari.
Tak lama
setelah itu, hujan berhenti. Yeey bisa menikmati pagi ini, walaupun sedikit
kecewa karena melewatkan sunrise pagi ini.
Melihat bukit/tebing/karang
(atau apalah) berdiri tidak terlalu tinggi di sebelah kiri tenda, salah satu
teman yang “katanya” traveler, tertarik untuk mendaki di pantai. Okay, ikut..
jalan yang dilalui tidak susah, malah terbilang mudah. Awalnya pasir, kemudian
tanah berlumpur, kemudian bebatuan yang cukup tajam.
Sesampainya di
atas.. wawww. Indah sekali, nggak nyesel deh ikut kesini. Puas-puasin foto dulu
sebelum kembali ke bawah. Di sisi kanan terlihat pantai Watu Kodok yang bersih
dari sampah dan pengunjung. Indah banget pokoknya. Kalian harus coba. Suka banget.
Disebelah kiri kita, nampak pantai juga. Entah itu pantai apa, tidak kalah
bersihnya dengan pantai di bagian kanan, hanya bedanya di pantai ini banyak
perahu, mungkin untuk mencari ikan ya.
diatas bukit yang kita daki. pemandangan luar biasa
ini foto tak kira cuma ada di internet aja.. wkwk
Setelah puas,
kita turuni bagian cukup tinggi ini. Kemudian kita berlari-lari mengejar
kepiting. Bermain air, berpacu dengan ombak, hingga akhirnya hujan turun cukup
deras. Yasudah, kita akhiri ini. Bergegas mandi kemudian merubuhkan tenda kita.
Bersih kan pantainya?
Sekitar pukul
11.00 aku mulai meninggalkan pantai yang elok ini menuju kota kelahiranku,
Salatiga.
Sekian
pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret
keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya
pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan
kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.
Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk
lihat lebih banyak lihat galeri leea.
wetsss cewek dewean?
BalasHapus