Kamis, 09 Februari 2017

“Tertipu” oleh Air Terjun Kedung Kayang

“Tertipu” oleh Air Terjun Kedung Kayang
Seperti biasa, “mencuri” waktu untuk berlibur ditengah persiapan wisuda tahun ini (InsyaAllah). Lagi-lagi air terjun. Bosan bukan? Tidak! Karena setiap air terjun mempunyai sisi istimewa nya masing masing.
Kali ini dengan semangatnya kita menyalakan sepeda motor melaju santai ke daerah lereng Gunung Merapi-Merbabu. Tujuan sudah jelas, air terjun Kedung Kayang.
Air terjun ini berada di desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. rute menuju air terjun ini tidak terlalu susah. Dari ketep pass, ke kiri (jalan menurun) kemudian belok ke kiri pada pertigaan pertama (jika lurus menuju borobudur). Setelah itu, petunjuk arah menuju air terjun tersebut sudah cukup jelas sehingga banyak membantu perjalanan kalian.
Sesampai di gapura masuk wisata Kedung Kayang ini, loket masuk telah terlihat. Untuk tiket masuknya, cukup terjangkau. Yakni Rp. 4000 untuk satu orang ditambah Rp. 500 asuransi jasa raharja dan parkir Rp. 2000 untuk Sepeda motor. Lahan parkir sudah tersedia luas dan layak.
Mari kita mulai perjalanan. Belum lama berjalan, kita akan menemui petunjuk arah, ke kanan menuju bawah air terjun dan terowongan, sedangkan ke kiri akan sampai ke atas air terjun. Oh iya, air terjun ini istimewa. Kalau biasanya kita hanya bisa menikmati air terjun dari bawah, di Kedung Kayang ini kita bisa menikmati air terjun dari depan, bawah, dan atas. Seru bukan? Tapi jangan sampai tertipu ya. Loh kok tertipu? Simak cerita ini hingga tuntas.

Ketika itu, saya memutuskan untuk mengunjungi bawah air terjun dan terowongan terlebih dahulu. Karena menurut saya, itu lebih menarik. Bisa bermain air di bawah air terjun serta melihat terowongan. Baru beberapa melangkah kan kaki, air terjun yang memiliki debit air cukup keras sudah terlihat, menambah semangat perjalanan kali ini. Sekitar 2 menit berjalan, terdapat shelter yang sudah memprihatinkan kondisinya, dari sini pemandangannya sungguh aduhai, benar-benar memanjakan mata.
air terjun yang terlihat ketika perjalanan..
jalan yang luar biasaaa..
Satu menit berjalan dari shelter tersebut, akan menemui terowongan yang tidak luas. Entah ini terowongan apa. Yang penasaran bisa langsung cek tkp aja ya. Dari terowongan, perjalanan sungguh mencekam. Bukan karena horror, tapi jalanan menurun berliku-liku dan cukup panjang. Sekitar 10 menit, kita akan sampai di sungai, bawah air terjun. Di tempat inilah kami bingung, kecewa. Air terjun yang saya lihat kok arusnya tidak sederas yang saya lihat di atas? Kok kecil begini air terjunnya. Sungguh, hati ini kecewa. Rencana akan basah-basahan, hujan-hujanan di bawah air terjun musnah sudah.
Belum hilang lelah saya, saya memutuskan untuk kembali ke atas. Lagi-lagi perjalanan yang kami lewati sungguh mencekam fisik. Jalan menanjak tanpa ampun. Dengan nafas tersengal-sengal dan beberapa kali istirahat untuk minum, akhirnya sampai juga di titik nol (persimpangan air terjun bawah dan atas). Istirahat sebentar, kemudian menuju ke atas air terjun. Jalan menuju atas air terjun tidak seberat menuju bawah air terjun. Hanya 3 menit, saya sampai di atas air terjun yang saya lihat ketika di bawah. Air terjun yang membuat hati sedikit kecewa. Disini saya lagi-lagi kecewa, karena apa? Air terjun dengan debit deras berada di depan mata saya. Dengan kata lain, ketika saya di bawah tadi, air terjunnya tertutup tebing dan semak-semak. Jika tadi saya tidak buru-buru naik mungkin akan ku temukan air terjun ini dan bermain air dibawahnya. Sungguh, kecewa lagiiii.
Memang dasarnya kepo ya, penasarannya tinggi, lihat jalan bebas semak langsung berinisiatif untuk menyusurinya, melewati sungai, kemudian seperti kebun yang sungguh lebat tanamannya dan terdapat sungai dengan jembatan yang terputus. Sedikit kesusahan melewatinya, tapi akhirnya terlewati juga. Sungai besar dihadapan mata, tapi untungnya arusnya tidak begitu keras. Tapi saya tetap berjaga karena air nya keruh. Dengan keberanian yang setengah-setengah saya beranikan berfoto di bibir air terjun. Waw. Ini pengalaman pertama. Luar biasa deg-deg an nya.
Melihat jam tangan, ternyata nyaris dzuhur dan langit mulai mendung. Saya memutuskan untuk segera kembali. Sebenarnya terpikir untuk kembali kebawah, tapi perut sudah melilit dan mood berantakan karna lapar. Yasudah, pulang saja. Hihi. Sebenarnya ada yang jualan namun belum atau tidak buka pada saat itu.
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.

Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.