“Tertipu” oleh Air Terjun Kedung Kayang
Seperti biasa,
“mencuri” waktu untuk berlibur ditengah persiapan wisuda tahun ini
(InsyaAllah). Lagi-lagi air terjun. Bosan bukan? Tidak! Karena setiap air
terjun mempunyai sisi istimewa nya masing masing.
Kali ini dengan
semangatnya kita menyalakan sepeda motor melaju santai ke daerah lereng Gunung
Merapi-Merbabu. Tujuan sudah jelas, air terjun Kedung Kayang.
Air terjun ini
berada di desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. rute menuju
air terjun ini tidak terlalu susah. Dari ketep pass, ke kiri (jalan menurun)
kemudian belok ke kiri pada pertigaan pertama (jika lurus menuju borobudur).
Setelah itu, petunjuk arah menuju air terjun tersebut sudah cukup jelas
sehingga banyak membantu perjalanan kalian.
Sesampai di
gapura masuk wisata Kedung Kayang ini, loket masuk telah terlihat. Untuk tiket
masuknya, cukup terjangkau. Yakni Rp. 4000 untuk satu orang ditambah Rp. 500
asuransi jasa raharja dan parkir Rp. 2000 untuk Sepeda motor. Lahan parkir
sudah tersedia luas dan layak.
Mari kita mulai
perjalanan. Belum lama berjalan, kita akan menemui petunjuk arah, ke kanan
menuju bawah air terjun dan terowongan, sedangkan ke kiri akan sampai ke atas
air terjun. Oh iya, air terjun ini istimewa. Kalau biasanya kita hanya bisa
menikmati air terjun dari bawah, di Kedung Kayang ini kita bisa menikmati air
terjun dari depan, bawah, dan atas. Seru bukan? Tapi jangan sampai tertipu ya.
Loh kok tertipu? Simak cerita ini hingga tuntas.
Ketika itu,
saya memutuskan untuk mengunjungi bawah air terjun dan terowongan terlebih
dahulu. Karena menurut saya, itu lebih menarik. Bisa bermain air di bawah air
terjun serta melihat terowongan. Baru beberapa melangkah kan kaki, air terjun
yang memiliki debit air cukup keras sudah terlihat, menambah semangat
perjalanan kali ini. Sekitar 2 menit berjalan, terdapat shelter yang sudah
memprihatinkan kondisinya, dari sini pemandangannya sungguh aduhai, benar-benar
memanjakan mata.
air terjun yang terlihat ketika perjalanan..
jalan yang luar biasaaa..
Satu menit
berjalan dari shelter tersebut, akan menemui terowongan yang tidak luas. Entah
ini terowongan apa. Yang penasaran bisa langsung cek tkp aja ya. Dari
terowongan, perjalanan sungguh mencekam. Bukan karena horror, tapi jalanan
menurun berliku-liku dan cukup panjang. Sekitar 10 menit, kita akan sampai di
sungai, bawah air terjun. Di tempat inilah kami bingung, kecewa. Air terjun
yang saya lihat kok arusnya tidak sederas yang saya lihat di atas? Kok kecil
begini air terjunnya. Sungguh, hati ini kecewa. Rencana akan basah-basahan,
hujan-hujanan di bawah air terjun musnah sudah.
Belum hilang
lelah saya, saya memutuskan untuk kembali ke atas. Lagi-lagi perjalanan yang
kami lewati sungguh mencekam fisik. Jalan menanjak tanpa ampun. Dengan nafas
tersengal-sengal dan beberapa kali istirahat untuk minum, akhirnya sampai juga
di titik nol (persimpangan air terjun bawah dan atas). Istirahat sebentar,
kemudian menuju ke atas air terjun. Jalan menuju atas air terjun tidak seberat
menuju bawah air terjun. Hanya 3 menit, saya sampai di atas air terjun yang
saya lihat ketika di bawah. Air terjun yang membuat hati sedikit kecewa. Disini
saya lagi-lagi kecewa, karena apa? Air terjun dengan debit deras berada di
depan mata saya. Dengan kata lain, ketika saya di bawah tadi, air terjunnya
tertutup tebing dan semak-semak. Jika tadi saya tidak buru-buru naik mungkin
akan ku temukan air terjun ini dan bermain air dibawahnya. Sungguh, kecewa
lagiiii.
Memang dasarnya
kepo ya, penasarannya tinggi, lihat jalan bebas semak langsung berinisiatif
untuk menyusurinya, melewati sungai, kemudian seperti kebun yang sungguh lebat
tanamannya dan terdapat sungai dengan jembatan yang terputus. Sedikit kesusahan
melewatinya, tapi akhirnya terlewati juga. Sungai besar dihadapan mata, tapi
untungnya arusnya tidak begitu keras. Tapi saya tetap berjaga karena air nya
keruh. Dengan keberanian yang setengah-setengah saya beranikan berfoto di bibir
air terjun. Waw. Ini pengalaman pertama. Luar biasa deg-deg an nya.
Melihat jam
tangan, ternyata nyaris dzuhur dan langit mulai mendung. Saya memutuskan untuk
segera kembali. Sebenarnya terpikir untuk kembali kebawah, tapi perut sudah
melilit dan mood berantakan karna lapar. Yasudah, pulang saja. Hihi. Sebenarnya
ada yang jualan namun belum atau tidak buka pada saat itu.
Sekian
pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret
keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya
pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan
kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.
Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk
lihat lebih banyak lihat galeri leea.
air terjun telunjuk dewa raung banyuwangi bagus mbak.....
BalasHapusdoakan semoga dapet rejeki biar sampai di banyuwangi kak :)
HapusWah padahal dibawah juga nggak kalah menarik hloh pemandanganya :D
BalasHapusnamanya juga tertipu kak. hihi
Hapuscoba lain kali remed sampai bawah..
Skarang dari bibir sungai air terjun sudah ada pengojek motornya. Jadi jangan takut capek. Cukup 15.000 cus tancap lokasi parkiran
BalasHapus