Senin, 09 Mei 2016

MT. LAWU 3265 MDPL, YANG GAGAH TIDAK SELALU MENYERAMKAN

Gunung lawu, merupakan gunung yang terdapat di perbatasan dua provinsi. Yakni jawa tengah (Karanganyar) dan jawa timur (Magetan). Gunung dengan ketinggian 3265 mdpl ini dapat ditakhlukkan melalui dua jalur pendakian (beberapa sumber menyebutkan ada tiga) yaitu Cemoro kandang yang secara administratif berada di wilayah karanganyar dan Cemoro sewu yang berada di Magetan. Jarak antara dua jalur pendakian ini tidak terpisah jauh. Kedua jalur ini menawarkan medan pendakian yang berbeda dengan plus minusnya masing-masing. Cemoro kandang dengan medan yang relatif landai namun memakan waktu cukup lama. Cemoro sewu dengan medan yang cukup menguras tenaga karena jalurnya mayoritas menanjak namun membutuhkan waktu lebih singkat.
peta pendakian

Jalan jalan kali ini leea bareng teman-teman yang cukup asyik. Ehm.. perjalanan dimulai mengendarai sepeda motor dari kota solo. (Sebenernya teman-teman dari kota semarang, tapi lengkapnya di solo. Di buat gampang aja di Solo gitu yee). Kami ber-delapan, pria 4 dan wanita 4. Banyak hal lain yang mengiringi keberangkatan kami, mulai dari cari makan malam, membeli logistic, isi bensin, menyusuri jalan tawangmangu yang berhasil bikin pantat kita pedes, menantang dinginnya udara pegunungan yang menusuk sampai tulang, yang akhirnya kita ber-delapan sampailah ke pintu gerbang cemoro sewu sekitar pukul 01.00 waktu setempat pada bulan mei hari ke lima. Tidak menunggu banyak waktu, kita langsung registrasi kemudian pergi tidur untuk mempersiapkan energi kita guna pendakian yang direncanakan esok pagi.
Keesokan paginya kami bangun dengan tubuh kurang segar akibat semalam tidur kami kurang nyenyak. Atau bisa dikatakan kami susah tidur. Hal ini diakibatkan beberapa sebab. Antara lain, tidur berdesakan dengan pendaki lain, kehujanan di dalam tenda (Loh? Kok?). Beberapa di antara kami memberanikan diri untuk mandi pagi dengan air yang sangat amat dingin sekaleee. Leea juga mandi dong. J
gerbang cemoro sewu

Pukul 07.00 WIB, kami bersiap untuk mendaki. Sebelum naik, dua diantara ber-delapan berpamitan untuk meneruskan misi nya. Memang kita berangkat bersama-sama, namun misi kita mungkin tidak sama. Tapi semuanya pasti menyenangkan. Tinggal kita ber-enam yang akan melanjutkan ke atas.
Sebelum berangkat, kami tidak lupa untuk berdoa semoga di lancarkan perjalanan kita kali ini. Langsung saja kita memulai perjalanan kita dengan sangat bersemangat walau perut sudah merintih minta di isi karena memang kita belum sarapan. Kita memutuskan untuk sarapan sekitar pukul 08.30 di dekat Sendang Panguripan. Konon, sendang ini terdapat air suci bagi yang mempercayainya. Setelah puas menyantap sarapan, kita lanjutkan perjalanan. Tidak lama dari tempat pemberhentian kita untuk sarapan, sampailah kita di pos I sekitar pukul 10. Kami tidak banyak membuang waktu di pos I. Kami hanya beristirahat secukupnya untuk memulihkan energi. Dan kita melanjutkan perjalanan ke pos II.
Perjalanan ke pos II terasa sangat lama. Tidak bisa di pungkiri, jarak dari pos I menuju pos II cukup jauh yakni 1.400 m. di tambah lagi banyak tanjakan yang cukup curam yang berhasil membuat kami ‘ngos-ngosan’. Bukan Cuma itu, banyak spot menarik antara kedua pos ini. Alhasil, kami sedikit-sedikit berhenti hanya untuk mengambil gambar. Baru sekitar pukul 12.00 kami sampai di pos II. Di pos II kami istirahat cukup lama dan menikmati beberapa bekal yang kami bawa untuk sekedar ganjal perut yang sudah mulai merintih kembali.
salah satu spot menarik untukmengambil gambar

Menuju pos III…. Jarak menuju pos III dari pos II tidak begitu jauh. Kami cukup lega melihat peta yang hanya berjarak 800 m saja. Namun tidak sesuai yang di harapkan, medan yang di hadapi lebih sulit di banding menuju pos yang lalu. Ini cukup berat. Namun akhirnya, dengan segenap kekuatan kami dapat mencapai pos III sekitar pukul 14.30. Sesampainya di pos III, kami berniat makan siang. Namun batal akibat hujan yang melanda. Seusai hujan, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan saja. Mau masak, namun tidak ada lahan. Terlalu banyak manusia di pos III.
Pos IV berjarak 850 m dari pos III. Kami menyempatkan makan siang terlebih dahulu sebelum terlalu jauh meninggalkan pos III. Setelah selesai, kami melanjutkan perjalanan. Seusai makan, kami jalan lebih cepat berharap dapat mencapai puncak sebelum matahari terbenam. Walaupun dengan nafas yang mulai tersengal-sengal (sumpah, Alay!). sampai di pos IV pukul 17.00. sempet sedih melihat lembayung senja yang menandakan mentari akan pergi untuk sementara dari peraduannya. Artinya, kami tidak dapat melihat sunset yang leea idam-idamkan.
pos IV dengan samudra di atas awannya

Yasudah, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Lanjutkan perjalanan menuju pos V yang menurut peta hanya berjarak 150 m. waw.. dekat sekali. Hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk mencapai pos V. di pos V banyak terdapat warung. Bagi yang tidak membawa tenda, dapat tidur di dalam warung-warung yang cukup luas ini. Tapi menurut leea, tetep seru pake tenda deh.
Pukul 19.00 kami mendirikan tenda. Selesai mendirikan tenda, tanpa sempat makan malam, kami langsung tidur (bagi yang bisa tidur). Rencana sih jam 04.00 pagi bangun untuk trecking ke puncak agar dapat lihat sunrise.
Tapi itu hanya ekspetasi. Kenyataannya, jam 6 kami baru menuju puncak. Kami hanya ber-empat menuju puncak. Kedua kawan kita tinggal di tenda karena kesehatan yang tidak memungkinkan. But, it’s okay.
medan yang cukup menyedihkan

Perjalanan menuju puncak, kami melewati sendang Drajat, Hargo Dalem, Warung Mbok Yem yang berada nyaris di puncak lawu, sebelum akhirnya sampai ke puncak tertinggi Mt. Lawu. “Hargo Dumilah”. Perjalanan menuju puncak tidak mulus, malah lebih menantang di bandingkn perjalanan sebelumnya. Namun itu semua terbayarkan ketika sampai di puncak. Kegembiraan terpancar di wajah, letih hilang seketika (Preet..). langsung saja kita foto-foto sepuasnya.
Yeeeey. Gunung lawu tertakhlukkan. J
puncak hargo dumilah

Perjalanan pulang tidaklah sulit, waktu yang di butuhkan cukup singkat. Yakni sekitar 5 jam.
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. di tunggu kisah kami berikutnya.

Terimakasih sudah membaca.
nametag nya udah nyampe puncak. kapan nempel di dada?
makanannya pendaki ya mi instan..




1 komentar: