Selasa, 06 Juni 2017

Menengok Saksi Mati Sejarah di Benteng Pendem Ambarawa (Benteng Fort Willem I)

Menengok Saksi Mati Sejarah di Benteng Pendem Ambarawa (Benteng Fort Willem I)
Setelah ditulisan yang lalu membahas tentang Kampung Pelangi yang terletak di desa Bejalen, kini akan membahas tempat yang bersebelahan dengan Kampung Pelangi. Yakni wisata sejarah Benteng Pendem.
Benteng Fort Willem I atau lebih dikenal dengan nama Benteng Pendem Ambarawa adalah bangunan bersejarah yang berada di Ambarawa, SemarangJawa Tengah. Benteng yang dibangun pada tahun 1834 dan selesai 1845, ini berada dekat dengan Museum Kereta Api, atau di belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa, dan berada di kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Ambarawa. Benteng ini pernah digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar untuk film Soekarno yang di sutradarai oleh Hanung Bramantyo (Wikipedia).
Akses menuju wisata sejarah ini cukup mudah mudah sulit. Terdapat dua pilihan pintu masuk. Melalui samping RSUD Ambarawa dan melalui pintu masuk Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Ambarawa. Kemarin kami lewat pilihan pertama, yaitu samping RSUD Ambarawa. Maaf untuk akses jalan leea tidak begitu paham. Hihi. Nanti ijika leea sudah paham akan leea perbaiki. Atau mungkin teman-teman ada yang berniat baik membantu leea dalam menliskan akses jalan?
Sesampai di pintu masuk Benteng Pendem ini, terdapat arah untuk memarkirkan kendaraan kita. Tempat parkir yang digunakan merupakan bangunan yang sepertinya sudah di fungsikan lagi.
Kami hanya dikenakan biaya Rp.5000 untuk parkir satu sepeda motor. dan tidak dipungut biaya lagi untuk masuk ke Benteng Pendem tersebut. Terjangkau bukan? Dan ditempat parkir ini kita sudah diperingatkan oleh penjaga nya untuk tidak naik ke lantai dua. Karena dilantai dua masih ditinggali oleh pensiunan tentara. Padahal sebelum ini, kami pernah kesini pada tahun 2014 dan masih diperbolehkan naik hingga ke atas.

(Ini foto tahun 2014 ketika masih diperbolehkan naik ke atas)
Dari tempat parkir nuansa jaman dahulu kala sudah tercium. Bangunan yang mayoritas sudah usang dan cat bahkan temboknya sudah memudar dan mengikis merupakan bukti bahwa bangunan ini sudah berdiri sejak lama.
Pintu masuk benteng yang sebenarnya pintu belakang ini berbentuk lingkaran seperti terowongan dengan panjang kurang lebih 3 meter. Setelah itu terlihat benteng yang cukup memprihatinkan kondisinya, tetapi tetap terlihat gagah. Ketika itu, kami berjalan mengelilingi benteng pendem ini. Kami berjalan ke kanan terlebih dahulu, diujung terdapat mushola dengan khas bangunan kuno. Masjidnya cukup terawat.



Kemudian disisi belakang (yang sebenarnya depan) terdapat Lapas ambarawa yang kondisinya masih bagus karena memang bangunan ini masih berfungsi hingga sekarang. Disamping kiri bangunan yang cukup terawat ini terdapat ‘bekas’ bangunan. Kenapa saya katakan bekas karena yang tersisa hanya puing-puing nya saja. Kemudian disamping kirinya lagi terdapat bangunan benteng. Bangunan ini pendek dengan pintu/jendela yang cukup sempit dan kecil tanpa ventilasi. Tentunya pintu tersebut tergembok dengan rapat. Mungkin pada jaman dahulu bangunan tersebut digunakan untuk tempat persembunyian/berlindung atau digunakan untuk penjara ya. Entahlah.
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.
Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar