Senin, 25 September 2017

Air Terjun Goa Semar, Potensi Alam di Kecamatan Banyubiru

Air Terjun Goa Semar, Potensi Alam di Kecamatan Banyubiru
Bukit Telomoyo, bukit imut menyimpan sejuta keindahan. Bagi pecinta air terjun seperti saya, Bukit Telomoyo adalah surganya. Karena apa? Bukit dengan ketinggian tidak mencapai 2000 mdpl tersebut menyimpan beberapa air terjun yang sungguh menyegarkan mata. Antara lain Air terjun Kali Pancur yang terletak di Getasan, kemudian Air Terjun Seloprojo yang pernah kami datangi tahun lalu, Air Terjun Sekar langit yang sudah masuk kawasan Magelang, Air Terjun Kembar Baladewa yang berada di Kec. Banyubiru, dan Air Terjun Goa Semar yang berada di Desa Sepakung yang akhir-akhir ini sedang menggalakkan potensi desanya untuk menjadi desa Wisata. Kesempatan kali ini, saya akan berbagi kisah mengenai Air Terjun Goa Semar yang beberapa hari lalu saya kunjungi.
Air Terjun Goa Semar ini berada di Dusun Srandil, Desa Sepakung, Kec. Banyubiru, Kab. Semarang. Dinamakan Goa semar karena berdekatan dengan lokasi ini terdapat Goa Semar yang konon katanya digunakan untuk semedi para pengunjung. Air Terjun Goa semar berada satu desa dengan Kali Kulon Sepakung  Lokasinya dapat dijangkau segala usia karena tidak perlu membelah hutan, mendaki gunung atau menyebrangi lautan. Untuk menuju ke wisata air ini dapat dicapai dengan dua jalan.
Pertama lewat banyubiru. Jika dari Salatiga, pilihlah jalan menuju banyubiru. Kemudian sesampainya di Pasar Gilang, belok kanan di jalan yang ada pos ojeknya atau arah menuju sepakung. Nah teman-teman tinggal lurus ikuti jalan hingga nanti bertemu dengan wisata Air Terjun tersebut di sebelah kanan. Kuncinya jangan putus asa, karena jalanan yang akan kita lewati didominasi tanjakan dan perjalanan sangat panjang.
Kedua lewat getasan, arahkan kendaraan menuju ke getasan atau arah kopeng. Sesampainya di pom mini di kiri jalan, kita belok kanan. Kemudian belok kanan lagi ke arah basecamp telomoyo/air terjun kali pancur. Ikuti saja jalan, air terjun berada di sebelah kiri nantinya. Kebalikan dengan cara pertama, jalur ini didominasi dengan turunan dan tikungan tajam.
Sesampainya di gerbang yang sekaligus menjadi tempat parkir, petugas parkir dengan ramah menyapa kami dan mengarahkan kami kemana langkah kami selanjutnya.
Kira-kira baru berjalan 10m, kita berteme dengan loket masuk. Perorang dikenakan biaya Rp. 5000 rupiah dan Rp. 2000 rupiah untuk parkir kendaraan roda dua. Sepanjang jalur perjalanan, terdapat pagar bambu yang dapat digunakan untuk berpegangan dan mempermudah jalan kita serta dibeberapa titik, terdapat shelter atau gazebo untuk melepas lelah. Sebelum sampai di air terjun, kita akan melewati perkebunan warga yang didominasi tumbuhan kopi yang tumbuh di kanan kiri jalur perjalanan.
Setelah berjalan kira-kira 100 m, kita akan sampai di Air Terjun Goa Semar. Air terjun ini memiliki debit air tidak terlalu deras, sehingga aman jika anak-anak ingin bermain air dibawah air terjun. Saya tidak dapat memperkirakan berapa tinggi air terjun ini, dan browsing kesana kemari juga tidak mendapatkan jawaban yang pas, maka untuk tingginya tidak saya tulis dahulu, nanti akan saya perbarui ketika sudah mendapatkan info yang akurat. Di sisi kanan air terjun telah disediakan tempat ganti pakaian bagi para pengunjung yang ingin mandi di air terjun.  Sayangnya, air ditempat tersebut sedikit kotor jadi saya tidak sampai hati jika akan mandi disana. Hehe
Ketika di air terjun, kami bertemu dengan Pak Yamin yang ketika itu sedang mencari biji kopi di lahannya yang berada di samping persis air terjun. Dari Pak Yamin, kami mendapatkan banyak informasi mengenai Air Terjun Goa Semar dan Goa Semar itu sendiri. Sebelum bertemu beliau, kami tidak tahu jika terdapat Goa juga, kami pikir Goa Semar hanyalah nama air terjun. Goa Semar berada cukup jauh dengan air terjun dengan tinggi 5 meter dan tidak tahu goa tersebut bermuara dimana. Menurut penuturan beliau, dahulu banyak pengunjung yang berkunjung untuk menuju ke Goa nya, bukan air terjun. Mereka ke Goa dengan tujuan untuk bersemedi. kondisi Goa tersebut bahaya, darurat. Tetapi bahaya yang seperti apa kami juga tidak paham. Dari Pak Yamin juga lah kami mengetahui jika Air Terjun Goa Semar akan kering ketika musim kemarau tiba.
Yuk jalan-jalan bersama orang terkasih. Luangkan sedikit waktu dan uangmu untuk menciptakan kebahagiaan. Jangan nyampah yes..
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.

Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.

Rabu, 23 Agustus 2017

Mawar Camp Area, Berakhir Pekan di Ketinggian

Mawar Camp Area, Berakhir Pekan di Ketinggian
Mawar – Selain menjadi salah satu nama bunga yang sangat cantik, nama tersebut digunakan untuk sebuah camp area dan jalur pendakian salah satu gunung di Jawa Tengah, Ya Gunung Ungaran.
Sesuai Namanya, Gunung Ungaran Terletak di Ungaran. Gunung ini memiliki 3 jalur pendakian. Yakni Melalui Promasan, Candi Gedong Songo dan Mawar. Jalur pendakian yang terakhir ini yang paling populer diantara dua yang lain. Bukan tentang pendakian yang akan kami tulis pada kesempatan kali ini, melainkan tentang Mawar sebagai Camp Area.
Memang sedang trend, jalur pendakian merangkap sebagai tempat wisata seperti yang telah kami tulis sebelumnya, yaitu Bukit Harapan Cuntel yang berada di jalur pendakian Merbabu. Mawar itu sendiri terkenal sebagai Camp Area yang menyuguhkan pemandangan Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Sunrise pada pagi hari, dan Gemerlap Bintang pada malam hari.
Mawar Camp Area terletak di kaki Gunung Ungaran sebelah Tenggara. Tepatnya terletak di Desa Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kab. Semarang, Jawa Tengah. Berudara sejuk hingga dingin karena berada di kaki gunung. Mawar Camp Area ini berdekatan dengan wisata Umbul Sidomukti dan Pondok Kopi lhoo, mungkin masyarakat lebih mengenal tempat wisata hits tersebut. Padahal Mawar tidak kalah hits. Hihi


Bagaimana cara menuju kesana? Bagi teman-teman dari Semarang/Salatiga, mari pacu kendaraan menuju Karang Jati, nanti ada petunjuk untuk menuju Candi Gedong Songo, ikutilah (Jika dari Semarang Belok kanan, jika dari Salatiga belok kiri) kemudian kalian akan menjumpai pasar jimbaran (Kalau tidak salah pasar pertama yang dijumpai), pasar berada di sebelah kiri, kemudian di depan pasar (sebelah kanan kita) terdapat gapura menuju ke Umbul Sidomukti, Mawar Terletak setelah Wisata Umbul Sidomukti. Jadi ikuti saja jalan ke Umbul Sidomukti. Ada jalan alternatif lain yaitu melewati perkebunan warga. Tidak ada petunjuk arah yang jelas jika melewati jalur ini dan jalannya menanjak dan sangat sempit (Hanya dapat dilalui sepeda motor). Apabila malam datang tidak ada penerangan sama sekali kecuali dari motor kita. Nilai plus dari jalan alternatif ini adalah kita tidak perlu banyak mengeluarkan uang seperti halnya melewati jalur Umbul Sidomukti yang banyak dijumpai loket-loket disepanjang jalannya (Sekitar 2-3 loket sepertinya).


Sesampainya di pintu masuk, kita diharuskan melapor dan membayar retribusi sebesar Rp. 3000 Untuk parkir sepeda motor dan Rp. 5000 per orang. Di tempat camping ini Fasilitas yang disediakan cukup lengkap, mulai dari lahan parkir yang mampu menampung ratusan sepeda motor, camp area yang sangat luas dapat menampung ratusan tenda, kamar mandi yang cukup banyak dan bersih, tempat beribadah, warung yang menjajakan berbagai makanan dan minuman, hingga rumah pohon untuk berfoto ria.
Kita bebas mendirikan tenda dimana saja selama lahan tersebut belum ada tenda dan belum di pesan oleh kelompok tertentu. Apabila kita ingin mendirikan tenda dan tidak membawa tenda, jangan khawatir karena di sana terdapat penyewaan tenda juga. Tempat wisata ini akan sesak pengunjung apabila weekend tiba dan hari libur nasional. Jadi, jika mengagendakan akan bermalam disini pada hari libur, disarankan untuk datang tidak terlalu petang, karena akan kesusahan mencari lahan kosong yang letaknya strategis untuk melihat sunrise di pagi hari.
Ketika malam tiba, kita dapat melihat kerlap kerlip bintang di langit dan bintang di bumi. Sangat mengasyikkan apabila kita tiduran di atas karpet dengan beratapkan langit luas. Kita dapat menikmati ketenangan suasana pegunungan ditambah bonus ribuan bintang yang menyegarkan mata dan pikiran. Atau sekedar ‘ngopi’ dan menyaksikan bintang di bawah. Bintang di bawah? Ya, gemerlap lampu-lampu kota yang bersinar ditengah gelapnya malam. Tidak kalah indah menyaksikan Kota Semarang dari ketinggian dimalam hari. Apalagi ditemani sang terkasih. Ingin coba? Agendakan
Bukan hanya malam hari yang mempesona, pagi pun tak kalah cantiknya. Setelah sholat subuh, perlahan langit gelap mulai menjadi terang dengan perlahan. Momen pergantian warna inilah yang ditunggu-tunggu. Langit berwarna orens mulai dari timur disusul matahari pagi yang membawa kehangatan. Eh iya, pagi hari di mawar cukup dingin lhoo, siapkan baju hangat ya. Atau mau jalan-jalan memakai sleeping bag?
Bagi yang hobi foto-foto, disebelah timur terdapat kumpulan botol air mineral bekas yang disusun berbentuk lambang hati dengan tulisan “Mawar Camp Area” di tengah bagian atasnya. Atau foto dengan latar belakang tenda berwarna-warni juga indah lhoo. Yuk tunggu apa lagi.
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.
Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.



pemandangan semarang di dini hari

nungguin sunrise dan jodoh *eh

muka belum mandi yes

asyik juga menikmati pemandangan dari balik pintu tenda

ganteng ya *eh




ada rumah pohonnya juga lhoo

buat prewed bisa banget

Kamis, 15 Juni 2017

Kampung Pelangi Wonosari, Wisata Hits di Semarang

Kampung Pelangi Wonosari, Wisata Hits di Semarang

(Kampung Pelangi Semarang)
Setelah beberapa minggu yang lalu bermain di Kali Warna Bejalen di Ambarawa, Kali ini mau berbagi informasi tentang yang warna warni lagi. Yaitu perkampungan padat penduduk di tengah Kota Semarang yang sedang hits akhir-akhir ini. Kampung Pelangi namanya.
Kampung yang terletak di belakang Pasar Kembang Randusari ini dahulunya perkampungan padat penduduk di tepi sungai yang terlihat kumuh. Tapi siapa sangka kampung ini kini menjadi tempat berburu spot foto yang sudah cukup banyak pengunjungnya.
Dimana letaknya? Kampung Pelangi ini terletak di tengah kota semarang, dekat dengan Tugu Muda Semarang. Tepatnya di Dusun Wonosari, Kelurahan Randusari, Semarang, Jawa Tengah. Kampung ini terletak di belakang persis Pasar Kembang Semarang, sebelah timur laut RSUP Karyadi, kira-kira 1 KM sebelah barat daya Tugu Muda Semarang. Tidak terlalu sulit untuk mencari keberadaan kampung penuh warna ini karena letaknya strategis dan berdekatan dengan tepi jalan raya.  Banyak sumber mengatakan jika wisata ini bernama “Kalisari”, tapi jujur saya tidak mengerti darimana asal kalisari tersebut. Hehe
Untuk rute, saya sendiri agak bingung. Hihi. Kalau teman-teman berdomisili di Semarang, pasti sudah paham dengan ulasan diatas. Jika kalian dari luar kota, silahkan teman-teman mencari Tugu Muda Semarang, sesampainya di Tugu Muda, kalian mengikuti petunjuk arah ke RSUP dr. Karyadi atau arah ke Jogja/Solo. Nah, sebelum sampai di RSUP dr. Karyadi disebelah kiri akan ada pasar kembang. Kampung Pelangi berada persis di belakang Pasar tersebut.
Untuk biaya, karena kampung pelangi ini terbilang masih baru dan belum sepenuhnya selesai pengerjaannya, maka kami hanya cukup membayar parkir saja. Biaya parkir sepeda motor Rp. 2000 Rupiah, untuk Mobil saya kurang tahu, mungkin ya harga parkir normal naik sedikit lah.
Mari kita kupas tuntas mengenai Kampung Pelangi ini. Sesampai kita di pasar kembang, mas dan bapak tukang parkir akan langsung membantu kita untuk menyebrang (bagi yang dari RSUP dr. Karyadi) dan mengarahkan kita ke lahan parkir yang kosong. Untuk lahan parkir ini terbilang cukup luas dan cukup memadai, walaupun jika panas kepanasan dan hujan kehujanan serta alas yang masih berupa tanah dan batu-batu kecil.
Dari lokasi parkir, kita hanya perlu menyebrang jembatan yang tentunya berwarna-warni juga untuk sampai ke Kampung penuh warna ini. Untuk mengelilingi Kampung Pelangi ini dibutuhkan tenaga ekstra, karena pada awal perjalanan tidak ada pilihan lain selain tanjakan, tanjakan, dan sekali lagi tanjakan. Hingga mentok diaatas kita akan berjumpa dengan Tempat Pemakaman Umum dan akan membuat kita sedikit kebingungan. Apabila kebingungan, jangan khawatir. Warga dikampung ini sangat ramah. Apabila kita bertanya dan sopan, pasti akan dijawab juga dengan ramahnya.
Kampung ini merupakan perkampungan padat penduduk. Hampir dari rumah ke rumah tidak ada jarak. Gang nya pun hanya berukuran 2-3 meter saja dan hanya mampu dilalui motor. Uniknya, hampir semua tembok di kampung ini di cat dengan berbagai warna menarik. Serta di beri gambar-gambar yang menarik pula untuk di jadikan latar belakang untuk foto. Banyak sekali kartun yang dilukis di tembok-tembok rumah disana. Antara lain, spongebob, doraemon, mario bros, mickey mouse, dan masih banyak lagi. Bukan hanya tembok saja yang warna warni, jalan pun dilukis dengan berbagai motif. Pot bunga di cat warna warni, hingga genteng pun di cat dengan berbagai warna. Menarik sekali bukan?
Ketika kita sudah sampai di puncak (pentok makam), kita juga dapat menyaksikan kota semarang dari ketinggian serta sunset pada sore hari dan genteng yang berwarna-warni lhoo. Bagaimana? Yang sudah coba ingin kembali lagi? yang belum coba ingin atau tidak?
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.

Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.
kampung pelangi Semarang

kampung pelangi Semarang

kampung pelangi Semarang

kampung pelangi Semarang

kampung pelangi Semarang

kampung pelangi Semarang



Bukit Harapan Cuntel, Pohon Kering diatas Bukit

Bukit Harapan Cuntel, Pohon Kering diatas Bukit
Cuntel, Sebuah nama desa yang tentunya sudah tidak asing bagi pendaki yang pernah menapakkan kakinya di Gunung Merbabu karena Cuntel merupakan salah satu jalur favorit pendakian gunung tersebut. Desa ini merupakan desa terakhir menuju ke puncak merbabu melalui sisi utara. Namun yang akan kami sampaikan saat ini bukan tentang pendakian gunung merbabu, melainkan wisata yang cukup memanjakan mata di Desa Cuntel ini sendiri. Yakni BHC atau Bukit Harapan Cuntel.
Bukit Harapan Cuntel atau yang biasa disebut BHC merupakan wisata yang menyuguhkan pemandangan yang sungguh indah. Wisata ini terletak di Cuntel, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kab. Semarang. Tempat wisata ini terdapat sebuah pohon kering yang terdapat papan tanpa atap dan disertai tangga untuk membantu kita sampai ke atas. Pohon kering tersebut merupakan ikon tempat ini.
Rute menuju wisata ini tidaklah sulit. Jika teman-teman dari semarang, salatiga, atau solo yang pertama harus dicari adalah perempatan salib putih yang berada di jalan lingkar selatan Salatiga, kemudian ke arah barat sekitar 15 km menuju Kopeng. Sebelum taman Wisata Keluarga Kopeng, terdapat pertigaan yang terdapat arah ke basecamp Merbabu, kalian cukup ikuti petunjuk tersebut. Sesampainya di basecamp Merbabu, kita masih perlu belok ke kanan dan ikuti petunjuk ke BHC/Pohon Kering. Oh ya, sebelum basecamp juga ada wisata Pohon Kering, tapi bukan itu yang saya maksud di tulisan kali ini.
Sebelum sampai di lokasi, kita perlu memarkirkan kendaraan kita di lahan parkir yang telah disediakan oleh warga. Kita dikenakan biaya Rp. 2000 untuk parkir sepeda motor dan Rp 5000 untuk mobil. Kemudian kami harus berjalan sekitar 50m untuk sampai di pohon kering. Sesampai di pohon kering, kita dikenakan biaya Rp. 2000 per orang. Sangat terjangkau bukan?
Nah kita sudah sampai dilokasi, dari sini kita dapat melihat Gunung Telomoyo, Gunung Andong dengan sangat jelas. Rawa Pening juga terlihat dari atas sini. Tentunya pemandangan seperti disini tidak bisa kita nikmati disembarang tempat.
Selain terdapat pohon kering, wisata ini dilengkapi dengan gazebo-gazebo sekedar untuk melepas lelah, juga ada ayunan serta warung. Tempat wisata ini sudah cukup baik, hanya saja lahannya yang terlalu sempit sehingga membuat kita harus sedikit menunggu jika ingin berfoto. Tapi secara keseluruhan sudah bagus kok.
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.

Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.



ini pohon kering yang menjadi ikon

ini pohon sebelah. bukan di BHC ya

pohon kering bukit harapan cuntel

ada ayunannya juga lhoo

di kaki gunung merbabu



Goa Rong View, Menikmati Rawa Pening dari Ketinggian

Goa Rong View, Menikmati Rawa Pening dari Ketinggian
Goa Rong/Gunung Rong – Merupakan wisata yang menyuguhkan pemandangan Rawa Pening dari atas bukit. Sesuai namanya, di tempat wisata ini terdapat goa kecil tetapi tidak dapat dimasuki karena ukurannya yang kecil. Selain itu, terdapat resto yang menyediakan aneka makanan dan minuman serta terdapat tempat untuk mengadakan suatu acara.
Wisata yang satu ini terletak di Tlogo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang, Jawa Tengah. Wisata Goa Rong ini berada di atas perbukitan yang menyulitkan kita untuk menjangkaunya, tetapi tenang saja. Tetap terjangkau kok, baik dengan berjalan kaki, menggunakan sepeda motor bahkan mobil.
Rute nya, apabila teman-teman dari arah semarang/salatiga pertama yang harus dicari adalah pertigaan tuntang dekat dengan jembatan tuntang. Di pertigaan ini telah terdapat petunjuk arah, yaitu menuju desa tlogo. Bagi yang dari Semarang belok ke kiri, bagi yang dari Salatiga belok ke kanan. Kemudian berjalan mengikuti jalan cukup jauh. Setelah lapangan tlogo, terdapat pertigaan yang di sebelah kanan ada warungnya, nah teman-teman bisa belok ke kanan. Kita akan memasuki jalan desa, memang jalannya sempit, sepi, dan banyak persimpangan, tapi kita tetap istiqomah di jalan yang lurus saja. Jika teman-teman bingung, banyak warga sekitar yang dapat kita tanyai, jadi jangan ragu untuk bertanya. Seperti yang saya sebutkan di awal, lokasinya cukup terpencil dan harus melewati perkebunan yang cukup sepi.
Sebelum menaiki bukit, kita akan dimintai untuk membayar tiket masuk terlebih dahulu. Terakhir saya ke sana tiketnya sebesar Rp. 8000 perorang yang nanti dapat ditukarkan dengan soft drink dan Rp. 2000 untuk parkir sepeda motor.
Urusan administrasi telah selesai, saat nya kita berjuang lagi. Kita harus sedikit mendaki bukit ini. Saya sarankan siapkan kendaraan yang sehat lahir batin ya. Hihi. Untuk sampai di puncak bukit, kita dihadang jalan menanjak tanpa ampun sedikitpun. Tetapi dengan kesabaran dan ketelatenan, akhirnya kita dapat sampai di puncak bukit. Oh iya, selain dengan kendaraan, kita juga dapat mendaki dengan kaki lhoo. Sekitar setengah – satu jam saja kita sudah sampai di atas dengan berjalan kaki membelah rimbunnya hutan.
Sesampainya di atas, langsung disambut petugas parkir yang mengarahkan kita untuk memarkirkan kendaraan kita di tempat yang masih kosong. Lahan parkir sudah cukup luas. Kemudian dengan berjalan kaki kita dapat menikmati rawa pening dari ketinggian, atau sekedar bersantai di gazebo-gazebo yang telah disediakan. Tempat ini cocok dijadikan sebagai rekreasi keluarga, karena terdapat taman dan beberapa permainan anak-anak serta terdapat beberapa macam hewan, mulai dari burung hingga kelinci. Apabila lapar, kita dapat memesan makanan atau sekedar membeli minuman kemasan di Resto-nya.
Ada yang tanya tentang Goa Rong-nya? Goa tersebut berada di pertengahan bukit. Maksudnya ada di tengah-tengah antara loket karcis dan puncak. Apabila teman-teman memilih untuk mendaki bukit ini, maka akan dengan mudah menemukan Goa Rong tersebut, tetapi jika teman-teman menggunakan kendaraan, kita perlu turun kembali melalui jalur yang sudah disediakan dan jalannya pun sudah cukup bagus karena telah dibuatkan anak tangga. Berbeda dengan kali pertama saya main ke tempat wisata ini, belum dapat dilalui motor dan masih berupa tanah ditutupi dengan batu-batu kecil. Tiket masuknya pun masih sangat murah, yakni hanya perlu bayar parkir motor Rp. 2000. Hihi
Saya sarankan bagi yang tidak kuat jalan jauh, tidak perlu mengunjungi Goa nya, karena perjalanan sangat menguras tenaga, daripada bisa sampai goa nya dan tidak dapat naik lagi.. :D
Kabarnya, di Goa Rong View ini kita bisa melihat Sunrise dan Sunset lhoo. Tapi kami sendiri belum pernah nyoba, nanti kalau sudah nyoba kita bakalan berbagi dengan teman-teman kok.
Oh iya ada yang unik, di wisata ini disediakan mushola kecil. Yang membuat unik, mushola ini tembus pandang ke pemandangan Rawa Pening dan hijaunya perkebunan. Membuat susah konsentrasi ketika sholat. Yuk cobain!
Jika ingin menikmati Rawa Pening dari dekat, teman-teman bisa mengunjungi Jembatan Biru
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.

Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.
kalau cuaca cerah, pemandangannya ajiib!!

ini goa nya yang tidak seberapa

belakang sudah rawa pening lhoo

duduk bersantai gi gazebo goa rong. alay? yoben. haha

arena bermain goa rong

kelinci di goa rong



Selasa, 06 Juni 2017

Menengok Saksi Mati Sejarah di Benteng Pendem Ambarawa (Benteng Fort Willem I)

Menengok Saksi Mati Sejarah di Benteng Pendem Ambarawa (Benteng Fort Willem I)
Setelah ditulisan yang lalu membahas tentang Kampung Pelangi yang terletak di desa Bejalen, kini akan membahas tempat yang bersebelahan dengan Kampung Pelangi. Yakni wisata sejarah Benteng Pendem.
Benteng Fort Willem I atau lebih dikenal dengan nama Benteng Pendem Ambarawa adalah bangunan bersejarah yang berada di Ambarawa, SemarangJawa Tengah. Benteng yang dibangun pada tahun 1834 dan selesai 1845, ini berada dekat dengan Museum Kereta Api, atau di belakang Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa, dan berada di kompleks Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Ambarawa. Benteng ini pernah digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar untuk film Soekarno yang di sutradarai oleh Hanung Bramantyo (Wikipedia).
Akses menuju wisata sejarah ini cukup mudah mudah sulit. Terdapat dua pilihan pintu masuk. Melalui samping RSUD Ambarawa dan melalui pintu masuk Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Ambarawa. Kemarin kami lewat pilihan pertama, yaitu samping RSUD Ambarawa. Maaf untuk akses jalan leea tidak begitu paham. Hihi. Nanti ijika leea sudah paham akan leea perbaiki. Atau mungkin teman-teman ada yang berniat baik membantu leea dalam menliskan akses jalan?
Sesampai di pintu masuk Benteng Pendem ini, terdapat arah untuk memarkirkan kendaraan kita. Tempat parkir yang digunakan merupakan bangunan yang sepertinya sudah di fungsikan lagi.
Kami hanya dikenakan biaya Rp.5000 untuk parkir satu sepeda motor. dan tidak dipungut biaya lagi untuk masuk ke Benteng Pendem tersebut. Terjangkau bukan? Dan ditempat parkir ini kita sudah diperingatkan oleh penjaga nya untuk tidak naik ke lantai dua. Karena dilantai dua masih ditinggali oleh pensiunan tentara. Padahal sebelum ini, kami pernah kesini pada tahun 2014 dan masih diperbolehkan naik hingga ke atas.

(Ini foto tahun 2014 ketika masih diperbolehkan naik ke atas)
Dari tempat parkir nuansa jaman dahulu kala sudah tercium. Bangunan yang mayoritas sudah usang dan cat bahkan temboknya sudah memudar dan mengikis merupakan bukti bahwa bangunan ini sudah berdiri sejak lama.
Pintu masuk benteng yang sebenarnya pintu belakang ini berbentuk lingkaran seperti terowongan dengan panjang kurang lebih 3 meter. Setelah itu terlihat benteng yang cukup memprihatinkan kondisinya, tetapi tetap terlihat gagah. Ketika itu, kami berjalan mengelilingi benteng pendem ini. Kami berjalan ke kanan terlebih dahulu, diujung terdapat mushola dengan khas bangunan kuno. Masjidnya cukup terawat.



Kemudian disisi belakang (yang sebenarnya depan) terdapat Lapas ambarawa yang kondisinya masih bagus karena memang bangunan ini masih berfungsi hingga sekarang. Disamping kiri bangunan yang cukup terawat ini terdapat ‘bekas’ bangunan. Kenapa saya katakan bekas karena yang tersisa hanya puing-puing nya saja. Kemudian disamping kirinya lagi terdapat bangunan benteng. Bangunan ini pendek dengan pintu/jendela yang cukup sempit dan kecil tanpa ventilasi. Tentunya pintu tersebut tergembok dengan rapat. Mungkin pada jaman dahulu bangunan tersebut digunakan untuk tempat persembunyian/berlindung atau digunakan untuk penjara ya. Entahlah.
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.
Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.










Kamis, 01 Juni 2017

Kampung Pelangi atau Kali Warna Bejalen, Tempat Pas mengisi Stok Galeri Foto

Kampung Pelangi atau Kali Warna Bejalen, Tempat Pas mengisi Stok Galeri Foto
Assalamualaikum,
Hallo.. Seperti biasa menyempatkan jalan-jalan di waktu yang sebenarnya nggak pas. Bagaimana bisa? Ditengah dikejar deadline buat ujian dan mengumpulkan ini dan itu.
Alhamdulillah menengok kalender bulan Mei, ada tanggal berwarna merah tidak pada tempatnya, tanpa pikir panjang langsung atur strategi untuk liburan. Dan syukurlah implementasinya seperti perencanaan. Jadi kita camp di Mawar lalu paginya baru deh jalan-jalan. Jalan-jalan kemana? Ada dua tujuan yaitu Benteng pendem dan Kampung Pelangi, mana ya yang mau di tulis kali ini? Sepertinya ditulis yang lagi hits dulu yaa. Okay, dalam tulisan kali ini kita akan mengupas tuntas tentang Kampung Pelangi Bejalen
Ada yang sudah pernah ke Kampung Pelangi Bejalen? Ah pasti sudah banyak yang mengunjungi tempat wisata satu ini, apalagi warga pemuda pemudi sekitar Kabupaten Semarang. Sudah pastinya telah mengetahui Kampung Pelangi ini.
Bagi yang belum tau, leea mau berbagi pengalaman ini. Jika ada kesalahan dalam memberikan informasi, boleh banget dibenarkan dan diberikan saran.
Kampung Pelangi atau Kali Warna Bejalen ini terletak di Dese Bejalen, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Kampung pelangi berada di tepi jalan lingkar ambarawa. Rute menuju tempat wisata ini tidaklah sulit. Jika teman-teman dari semarang/ambarawa, bisa melewati jalan lingkar Ambarawa. Sebelum sampai desa bejalen, kalian akan melewati Kampung Rawa terlebih dahulu. Kemudian di kiri jalan akan ada tugu bertuliskan “Desa Wisata Bejalen”. Untuk yang dari salatiga, teman-teman bisa melewati Kecamatan Banyubiru, sesampainya di lampu lalu lintas Jalan Lingkar Ambarawa, kita belok kanan. Kemudian kampung pelangi ada di kanan jalan.
Sesampainya di Tugu yang sekaligus pintu masuknya, terdapat petugas yang akan mengarahkan kita untuk memakirkan motor kita ditempat semestinya. Oh iya, saat kita masuk ke tempat wisata ini, kita dikenakan tarif Rp 3000 rupiah perorang dan Rp 2000 rupiah untuk parkir Motor, dengan tarif yang cukup murah tersebut kita juga dapat cemilan yaitu Stik rasa betutu. Mungkin ini cara masyarakat untuk memperkenalkan makanan khas daerah tersebut.


Dari parkiran, kampung pelangi belum nampak. Kita harus jalan kaki cukup jauh dahulu sebelum memanjakan mata. Setelah berjalan kaki melewati gang khas pedesaan yang cukup sempit, terlihat jembatan yang di cat dengan berbagai warna dan dihiasi bola-bola dari ukuran kecil hingga sedang dengan berbagai warna pula.
Tempat ini juga dikatakan Kali Warna Bejalen. Mungkin alasannya karena tempat wisata ini berada di pinggiran kali. Uniknya, hanya sisi yang menghadap ke kali yang di cat dengan berbagai warna pelangi, sedangkan sisi lainnya seperti rumah normal pada umumnya.
Banyak sekali spot foto yang unik disini, mulai dari asbes yang di ‘berdirikan’ kemudian di cat warna warni, kemudian tembok rumah yang di cat dengan motif hati, polkadot, sampai gambar tiga dimensi. Silahkan ingin berfoto dengan latar belakang yang mana. Di desa wisata ini kita dapat menyewa perahu motor untuk berkeliling rawa pening dengan harga yang cukup terjangkau dan perlengkapan keamanan yang memadai.
Seperti tempat wisata lainnya, tentu saja di tempat wisata banyak yang menjajakan daganggan seperti makanan dan minuman. Tetapi jangan khawatir, harga makanan dan minuman ini masih dalam batas normal. Hehehe
Saya sarankan jika teman-teman ingin mengunjungi desa bejalen ini, pergilah disaat pagi atau sore agar tidak bertarung dengan sinar matahari. Semoga tempat ini dapat memperbaiki suasana hati kalian.
Sekian pengalaman piknik kami. Sisihkan uangmu, langkahkan kakimu, tangkap potret keindahan alam melalui kedua lensamu.
Dari saya pecinta es susu coklat. Penikmat lembayung senja, sunrise, sunset, kabut, dan kamu.. tunggu kisah kami berikutnya.
 Follow IG @rizkyamaalliiaa ya untuk lihat lebih banyak lihat galeri leea.